Aku Lungo Londo Cuk! : Episode 1
Sebelumnya, saya mendapatkan reward dari kantor (Keliling Eropa) atas pencapaian hasil pekerjaan saya selama kurang lebih setahun kebelakang. Puji Tuhan, target saya memenuhi untuk mendapatkan reward ini. Pertama-tama, saya ingin mengucapkan banyak Terima Kasih atas dukungan dari teman-teman sekantor saya (Ko Santo, Mas Indra, Ce Cindy, Pak Rony, Bu Dhian, Bu Firly, Bu Indah, Bu Yanti, dan Bu Lilik), tanpa dukungan, bimbingan, dan bantuan mereka, saya tidak akan bisa mendapatkan reward ini. Terima Kasih!
Perjalanan kami total menempuh waktu 8 hari, berangkat dari Jakarta pada Sabtu, 12 Februari 2017 dan karena penerima reward dari kantor kami tidak terlalu banyak, maka kami menggunakan paket tour dengan orang luar sehingga perjalanan ini digabung menjadi satu dengan keluarga-keluarga lain. Cukup menyenangkan mengenal teman-teman baru dari Jakarta, Padang, Solo, Bandung, dll. Selama 8 hari tersebut, tak terasa juga kami sudah semakin dekat seperti keluarga sendiri. Hingga saat ini yang hampir sebulan perjalanan telah berakhir, kami masih sering bercanda via Grup What's App dengan teman-teman.
Perjalanan saya dimulai dari Surabaya menggunakan pesawat siang hari menuju Jakarta. Waktu itu, Papa dan Mama sedang berada di toko dan menutup toko lebih cepat untuk mengantar saya ke Juanda. Dari ekspresi mereka, sepertinya mereka sangat bangga melihat saya bisa pergi ke Eropa sendiri dengan mendapatkan reward dari kantor. Sebagai anak, saya pun terharu dan sangat bangga dengan apa yang orang tua saya berikan kepada saya hingga saat ini. Kami berfoto sebentar di depan, karena saya ingin mengabadikan momen berharga ini. (Padahal pada waktu itu saya hampir telat, lol).
Sesampainya di Jakarta, kami menunggu kurang lebih 3-4jam lagi sebelum bertemu dengan peserta tour lainnya. Perjalanan dari Jakarta - Istanbul kurang lebih memakan waktu 13 JAM! Waktu itu, di pesawat, saya duduk di seat B (tengah). Oh, betapa sengsaranya saya duduk di pesawat hari itu (Baca: Bokong Tepos). Di pesawat sebenarnya saya agak khawatir, karena ketika melihat rute penerbangan, kami melewati timur tengah (Irak, Afghanistan, dll), saya sedikit khawatir dengan imajinasi saya waktu itu. Hahahaha,. Untuk mengisi kebosanan, saya sudah melihat 4 buah Film dan mendengarkan 3 buah Album Musik selama penerbangan saya dari Jakarta menuju Istanbul.
Sesampainya saya di Ataruk Airport, Istanbul, saya langsung mencari toilet dan saya sempat live sebentar di Facebook saya mengenai keadaan bandara Ataruk di Istanbul. Hahahaha.. Di Turki ini menurut saya bandaranya tidak terlalu bagus dan terlihat mewah. Keadaan toilet nya pun sebenarnya sangat kotor. Saya tidak tau, sebenarnya bule-bule itu bersih atau tidak, tapi toilet di Bandara ini sangat kotor menurut saya dibandingkan dengan bandara di Indonesia.
Oke setelah sehari yang melelahkan, akhirnya kami berangkat ke rute pertama kali ke Swiss via Zurich! Sebelum keluar dari Bandara, kami sudah diwanti-wanti untuk mengenakkan mantel kita masing-masing karena pada saat itu, suhu di Zurich 2'C! Oh begitu senangnya saya ketika keluar dari Kloten Airport. Ketika bernafas atau berbicara, kita bisa mengeluarkan asap seperti di film-film. Hahahaha., (Baca: Ndeso).
Kemudian tanpa basa-basi, kita langsung melanjutkan perjalanan ke Titils! Perjalanan menuju Titils sangat bagus dan memukau saya pada waktu itu. Melihat jalan, rumah-rumah penduduk, serta salju untuk kali pertama, membuat saya sangat excited dan terpukau, tentang indahnya Benua Eropa pada saat itu.
Sampai di Titlis, saya kembali terpukau dengan bagaimana caranya saya bisa sampai ke puncak atas Titlis. Kita mengendarai kereta gantung sambil menikmati pemandangan orang-orang bermain Ski dari atas kereta gantung. Wow! Sungguh pengalaman yang luar biasa selama perjalanan mengendarai kereta gantung. Sedikitpun, saya tidak takut tapi saya hanya sedikit pusing karena saya duduk melihat kebelakang karena kereta gantung nya berhadap-hadapan seperti saat duduk di dalam kereta.
Di Puncak Titlis, saya akhirnya bisa memegang dan bermain salju untuk pertama kali di dalam hidup saya lo! Btw, mengabadikan beberapa foto dan saya sudah membawa sesuatu yang telah saya buat dari rumah sehari sebelum keberangkatan saya waktu itu.
Hanya saya satu-satunya orang gila yang sampai bela-belain bawa tulisan print-print an ke Puncak Titlis! Dan menurut saya, apa yang saya tuliskan sebagai bentuk ucapan syukur saya kepada orang tua saya selama ini. Karena bagi saya, usaha yang saya lakukan tidak akan pernah bisa berhasil, jika tanpa restu dan doa dari orang tua saya setiap hari. Dan Puji Tuhan! saya bisa pergi ke Eropa sebagai reward atas usaha dan kerja keras yang saya lakukan setahun kebelakang.
Berikut ini beberapa foto hasil karya saya tentang keindahan ciptaan Tuhan dari Puncak Titlis!
Setelah puas bermain salju dan melihat pemandangan dari Puncak Titlis, kami akhirnya turun untuk mengelilingi negara Swiss. Saya jatuh cinta terhadap keindahan negara ini! Suasana nya, benar-benar sangat nyaman jika kita misalnya memutuskan untuk tinggal di negara ini. Hahaha.. Kami turun mengelilingi Kota Luzen dengan melihat berbagai objek wisata disana seperti Lion Monument, Chapel Bridge, serta berkeliling Old Town.
Saat free time di Luzern, saya mendapatkan sebuah pengalaman yang lucu. Hari pertama pasti kita harusnya bisa beradaptasi kan? Hahaha.. Yak, pada malam hari itu, perut saya mules. Saya bertanya kepada tour guide saya dimana lokasi toilet terdekat. Dan pada akhirnya saya diantarkan pada sebuah supermarket yang ada di dekat Old Town sana. Saya dengar, saya mendapatkan info dari teman-teman kalau toilet di Eropa tidaklah gratis, oke pada akhirnya memang toilet di Eropa (hampir semua) selalu bayar. Akan tetapi, ditukarkan sebuah voucher yang dapat ditukarkan di supermarket tersebut. Kalau tidak salah, waktu itu saya diharuskan membayar 2Fr kalau tidak salah dan saya sampai ngedumel di dalam hati. 'Cuk, Ape ngising ae mbayar 25ewu!' Hahaha.. Dan pada akhirnya setelah itu, saya bisa menukarkan 1.5Fr saya untuk membeli sebuah Air Mineral dengan menambah 2Fr lagi (Mahal ya).
Sesaat sesudah sampai di hotel, tak terasa perut kita semua keroncongan. Kebetulan, hotel kami waktu itu ada Mc Donald's di depan nya. Sesudah memasukkan koper ke dalam kamar, kami memutuskan untuk makan disana. Wow! Mc Donald's nya sungguh canggih seperti yang biasa kita lihat di advertising nya di Internet. Benar, kita hanya tinggal mencet-mencet di layar dan memilih menu yang kita mau dan apa yang kita tidak mau (Misal: Cheese Burger, tidak pakai saus tomat). Pramuniaga yang ada disana hanya membantu jika kita kesulitan. Waktu itu, untuk sebuah Store Restaurant Fast Food yang cukup luas itu, hanya ada 3 orang pramuniaga nya. Karena ketika saya perhatikan, pramuniaga hanya membantu kita yang kesusahan dalam pemesanan serta menyiapkan pesanan kita. Jika pesanan kita sudah siap, kita dipanggil untuk mengambil di depan store seperti ketika kita sedang berada di coffee shop. Begitu juga sesudah makan, kita harus membersihkan sendiri meja kita karena disana sudah disediakan tong sampah yang cukup besar dan sangat terlihat. Hahahaha.. Kita tidak boleh manja ya seperti saat makan di Mc Donald's di Indonesia yang serba diberikan pelayanan.
Oh ya, ada hal lucu dan juga menjengkelkan saat kita berada di Mc Donald's Swiss. Hal pertama adalah saat kita membayar. Harga sebuah paket Burger (burger, kentang, dan soda) disana cukup mahal. Jika di rupiah-kan pada saat itu mungkin sekitar Rp. 130.000,- untuk sebuah paket termurah! Wow! Selain itu, kita dari awal sudah ditekan kan untuk tidak membayar menggunakan Euro. Jika kita membayar menggunakan Euro (EUR), kembalian yang diberikan tetaplah Swiss Franc (Fr). Perbandingan nya adalah 1:1. Jika dihitung-hitung per Fr nya, kita rugi sekitar Rp. 1.000,-
Kejadian lucu lain adalah saat saya makan, rasa burgernya sungguh hambar. Tidak ada saus sambal hanya saus tomat. Lagipula, di Eropa sana jarang sekali orang makan menggunakan saus sambal. Selain itu, saus tomat yang diberikan pun berupa sachet. Tidak infinity seperti yang ada di Indonesia. Hahaha.. Ketika saya ingin menambah saus tomat, saya bertanya ke pramuniaganya, "Miss, Can I have another sachet of ketchup?" dan pramuniaga itu berkata "Okay, come with me and give me 0.3Fr!" Seketika juga saya kembali ke meja dan misuh-misuh bersama teman-teman kantor saya. "Jancuk, melarat temen iki mosok jalok saos tomat ae dikongkon mbayar cuk!" Hahaha.. Sebenarnya menurut saya konsep ini cukup bagus karena kita diharuskan menghemat makanan sehingga tidak banyak ada makanan sisa terutama untuk saus tomat dan saus sambal. Jika saya mengamati memang, di Indonesia kita selalu mengambil saus tomat dalam jumlah yang banyak tanpa memikirkan apa kita bisa menghabiskan semuanya. Di Indonesia, kita sering dimanjakan dengan hal-hal yang enak, tapi sebenarnya merugikan negara kita sendiri lama kelamaan. Ini menurut opini saya pribadi.
Dan begitulah pengalaman hari pertama dan kedua saya di Eropa (Swiss). Tak terasa, waktu long weekend saya sudah habis seharian untuk menulis sebuah post ini. Untuk cerita mengenai perjalanan ke Eropa saya ke Jerman-Perancis-Belgia-Belanda saya akan saya post dalam blogpost berikutnya. Tidak janji cepat ya, karena saya harus menyelesaikan beberapa pekerjaan lain dulu!
Merci Beaucoup!
Sampai di Titlis, saya kembali terpukau dengan bagaimana caranya saya bisa sampai ke puncak atas Titlis. Kita mengendarai kereta gantung sambil menikmati pemandangan orang-orang bermain Ski dari atas kereta gantung. Wow! Sungguh pengalaman yang luar biasa selama perjalanan mengendarai kereta gantung. Sedikitpun, saya tidak takut tapi saya hanya sedikit pusing karena saya duduk melihat kebelakang karena kereta gantung nya berhadap-hadapan seperti saat duduk di dalam kereta.
Di Puncak Titlis, saya akhirnya bisa memegang dan bermain salju untuk pertama kali di dalam hidup saya lo! Btw, mengabadikan beberapa foto dan saya sudah membawa sesuatu yang telah saya buat dari rumah sehari sebelum keberangkatan saya waktu itu.
Hanya saya satu-satunya orang gila yang sampai bela-belain bawa tulisan print-print an ke Puncak Titlis! Dan menurut saya, apa yang saya tuliskan sebagai bentuk ucapan syukur saya kepada orang tua saya selama ini. Karena bagi saya, usaha yang saya lakukan tidak akan pernah bisa berhasil, jika tanpa restu dan doa dari orang tua saya setiap hari. Dan Puji Tuhan! saya bisa pergi ke Eropa sebagai reward atas usaha dan kerja keras yang saya lakukan setahun kebelakang.
Berikut ini beberapa foto hasil karya saya tentang keindahan ciptaan Tuhan dari Puncak Titlis!
Setelah puas bermain salju dan melihat pemandangan dari Puncak Titlis, kami akhirnya turun untuk mengelilingi negara Swiss. Saya jatuh cinta terhadap keindahan negara ini! Suasana nya, benar-benar sangat nyaman jika kita misalnya memutuskan untuk tinggal di negara ini. Hahaha.. Kami turun mengelilingi Kota Luzen dengan melihat berbagai objek wisata disana seperti Lion Monument, Chapel Bridge, serta berkeliling Old Town.
Saat free time di Luzern, saya mendapatkan sebuah pengalaman yang lucu. Hari pertama pasti kita harusnya bisa beradaptasi kan? Hahaha.. Yak, pada malam hari itu, perut saya mules. Saya bertanya kepada tour guide saya dimana lokasi toilet terdekat. Dan pada akhirnya saya diantarkan pada sebuah supermarket yang ada di dekat Old Town sana. Saya dengar, saya mendapatkan info dari teman-teman kalau toilet di Eropa tidaklah gratis, oke pada akhirnya memang toilet di Eropa (hampir semua) selalu bayar. Akan tetapi, ditukarkan sebuah voucher yang dapat ditukarkan di supermarket tersebut. Kalau tidak salah, waktu itu saya diharuskan membayar 2Fr kalau tidak salah dan saya sampai ngedumel di dalam hati. 'Cuk, Ape ngising ae mbayar 25ewu!' Hahaha.. Dan pada akhirnya setelah itu, saya bisa menukarkan 1.5Fr saya untuk membeli sebuah Air Mineral dengan menambah 2Fr lagi (Mahal ya).
Sesaat sesudah sampai di hotel, tak terasa perut kita semua keroncongan. Kebetulan, hotel kami waktu itu ada Mc Donald's di depan nya. Sesudah memasukkan koper ke dalam kamar, kami memutuskan untuk makan disana. Wow! Mc Donald's nya sungguh canggih seperti yang biasa kita lihat di advertising nya di Internet. Benar, kita hanya tinggal mencet-mencet di layar dan memilih menu yang kita mau dan apa yang kita tidak mau (Misal: Cheese Burger, tidak pakai saus tomat). Pramuniaga yang ada disana hanya membantu jika kita kesulitan. Waktu itu, untuk sebuah Store Restaurant Fast Food yang cukup luas itu, hanya ada 3 orang pramuniaga nya. Karena ketika saya perhatikan, pramuniaga hanya membantu kita yang kesusahan dalam pemesanan serta menyiapkan pesanan kita. Jika pesanan kita sudah siap, kita dipanggil untuk mengambil di depan store seperti ketika kita sedang berada di coffee shop. Begitu juga sesudah makan, kita harus membersihkan sendiri meja kita karena disana sudah disediakan tong sampah yang cukup besar dan sangat terlihat. Hahahaha.. Kita tidak boleh manja ya seperti saat makan di Mc Donald's di Indonesia yang serba diberikan pelayanan.
Oh ya, ada hal lucu dan juga menjengkelkan saat kita berada di Mc Donald's Swiss. Hal pertama adalah saat kita membayar. Harga sebuah paket Burger (burger, kentang, dan soda) disana cukup mahal. Jika di rupiah-kan pada saat itu mungkin sekitar Rp. 130.000,- untuk sebuah paket termurah! Wow! Selain itu, kita dari awal sudah ditekan kan untuk tidak membayar menggunakan Euro. Jika kita membayar menggunakan Euro (EUR), kembalian yang diberikan tetaplah Swiss Franc (Fr). Perbandingan nya adalah 1:1. Jika dihitung-hitung per Fr nya, kita rugi sekitar Rp. 1.000,-
Kejadian lucu lain adalah saat saya makan, rasa burgernya sungguh hambar. Tidak ada saus sambal hanya saus tomat. Lagipula, di Eropa sana jarang sekali orang makan menggunakan saus sambal. Selain itu, saus tomat yang diberikan pun berupa sachet. Tidak infinity seperti yang ada di Indonesia. Hahaha.. Ketika saya ingin menambah saus tomat, saya bertanya ke pramuniaganya, "Miss, Can I have another sachet of ketchup?" dan pramuniaga itu berkata "Okay, come with me and give me 0.3Fr!" Seketika juga saya kembali ke meja dan misuh-misuh bersama teman-teman kantor saya. "Jancuk, melarat temen iki mosok jalok saos tomat ae dikongkon mbayar cuk!" Hahaha.. Sebenarnya menurut saya konsep ini cukup bagus karena kita diharuskan menghemat makanan sehingga tidak banyak ada makanan sisa terutama untuk saus tomat dan saus sambal. Jika saya mengamati memang, di Indonesia kita selalu mengambil saus tomat dalam jumlah yang banyak tanpa memikirkan apa kita bisa menghabiskan semuanya. Di Indonesia, kita sering dimanjakan dengan hal-hal yang enak, tapi sebenarnya merugikan negara kita sendiri lama kelamaan. Ini menurut opini saya pribadi.
Dan begitulah pengalaman hari pertama dan kedua saya di Eropa (Swiss). Tak terasa, waktu long weekend saya sudah habis seharian untuk menulis sebuah post ini. Untuk cerita mengenai perjalanan ke Eropa saya ke Jerman-Perancis-Belgia-Belanda saya akan saya post dalam blogpost berikutnya. Tidak janji cepat ya, karena saya harus menyelesaikan beberapa pekerjaan lain dulu!
Merci Beaucoup!
Komentar
Posting Komentar