"Dunia Orang Dewasa"


Hari-hari saya dilalui biasa seperti pada umumnya, saya bangun pagi, bekerja, pulang kerja juga langsung beristirahat. Waktu luang untuk online di depan komputer pada malam hari lebih sering saya gunakan untuk mencari hiburan dengan membuka social media ataupun bermain game. Mungkin, sudah lama sekali saya tidak update blog setelah 2 blogpost terakhir saya dihapus demi kenyamanan teman-teman saya, Mungkin saya kekurangan mood untuk selalu menulis blog karena tidak adanya topik yang menarik untuk saya tuliskan di dalam personal blog saya ini. Akan tetapi hari ini, ada sebuah kejadian yang membuat saya tergelitik, untuk menuliskan pemikiran serta pandangan saya dalam sebuah blogpost terbaru ini.

Topik yang saya tuliskan malam ini adalah mengenai 'Dunia Orang Dewasa' yang sudah sering saya katakan sehari-hari bahwa 'dunia ini' masih asing dalam diri saya dan harus saja masuki lebih dalam karena saya sudah seharusnya menjadi, Seorang Dewasa Muda.

Saya sudah mulai bekerja, memiliki penghasilan yang Puji Tuhan cukup, serta memiliki kehidupan sosial yang cukup baik dengan keluarga serta teman-teman disekitar saya setiap harinya. Kehidupan saya sebenarnya agak monoton setiap harinya seperti yang sudah saya jelaskan. Akan tetapi, justru dari hal ini saya belajar mengenai cara me-management-kan pikiran saya sendiri.

Saya mengambil contoh dimulai dari saya kuliah saja. Sehari-hari ketika kuliah, mungkin pemikiran saya hanya berkutat pada diri saya sendiri. Seperti tentang mengerjakan tugas kuliah ataupun tentang menjaga kehidupan sosial dengan teman-teman saya. Pembicaraan anak-anak kuliahan pasti hanya seputar itu-itu saja, ya tugas, ya kuliah, ya teman-teman, ya cewek yang disuka, galau, mau hangout bersama teman kemana (Ya kira-kira seperti itulah sehari-hari pemikiran saya waktu kuliah.) Mentok-mentok nya, paling saya hanya berpikir 'Nek wes lulus apene kerjo opo le?' Ya itupun sudah mentok-mentok ya. Mentok-mentok nya..

Saat saya sudah bekerja, saya mulai berpikir maju untuk kedepan. Memikirkan tidak hanya diri saya sendiri, tapi mulai memikirkan kehidupan saya dan sekitar saya dalam jangka waktu yang lebih panjang, Seperti mengenai pekerjaan, peluang usaha kedepan, rencana membangun rumah tangga di masa depan, investasi masa depan, dan masih banyak lagi. Sungguh sangat rumit menurut saya yang dewasa muda ini untuk memikirkan banyak hal mengenai 'dunia orang dewasa' yang menurut saya sungguh rumit. Ini pun karena saya masih bujang dan belum berkeluarga, Jika saya nantinya sudah berkeluarga, saya akan ada tanggung jawab lain untuk memikirkan keluarga kecil saya dengan istri dan anak-anak saya kelak nantinya.

Pada lingkungan keseharian saya, 'dunia orang dewasa' yang rumit ini saya temui dalam berbagai macam hal. Salah satu hal saja yang pernah saya post pada blogpost saya sebelumnya, mengenai 'dunia cinta segitiga atau bahkan segiempat'. Efek yang diberikan pada lingkungan keluarganya, sekitarnya, serta mungkin timbulnya masalah-masalah lain yang sungguh saya tidak pernah terpikirkan sebelumnya di dalam kehidupan saya. Banyak juga masalah-masalah lain yang sepertinya tidak etis untuk saya sebutkan secara detail dalam blogpost ini.

Sebenarnya, titik berat blospost saya ini bukan pada bagimana saya mendetailkan mengenai pemikiran saya mengenai 'dunia orang dewasa' ini. Akan tetapi, tentang bagaimana cara saya menyikapi dan menjalani 'dunia orang dewasa' ini menurut saya pribadi. Sebelum saya jabarkan, ada sebuah quotes baik untuk memulai penjabaran ini.

'Age doesn't define maturity. Some people will never grow up.'

Dari kalimat tersebut kita bisa melihat bahwa, tingkat kedewasaan seseorang tidak dilihat dari seberapa tua umur dari seseorang. Akan tetapi menurut saya pribadi, kedewasaan bisa terpampang jelas bukan dari bentuk fisik yang menua, tapi dari pemikiran serta perilaku dari seseorang tersebut sehingga dapat kita nilai dewasa atau tidaknya seseorang tersebut, baik di dalam keluarga, teman-temannya, serta lingkungan disekitarnya. Karena menurut saya, tidak semua orang yang lebih tua dari saya menjadi orang 'dewasa'.

'Dewasa' banyak definisi dalam penilaian orang-orang. Ada orang yang memiliki seorang anak, sudah bisa dikatakan dewasa. Ada juga orang yang sudah bekerja, bisa dikatakan dewasa juga. Atau bahkan seorang yang sudah merokok seperti jagoan berkuda juga bisa dikatakan dewasa. (Ya silahkan di definisikan sendiri mengenai 'dewasa' di lingkungan disekitar kita). Tapi jujur secara pribadi, "Banyak kah orang 'dewasa' di sekitar lingkungan kehidupan kita saat ini?"

Di dalam 'dunia orang dewasa' yang rumit ini, kita akan banyak menemukan contoh-contoh orang yang 'dewasa' maupun 'tidak dewasa'. Dan menurut saya, bagaimana cara kita menyikapi saat berhadapan dengan orang-orang tersebut dapat menunjukan betapa tingkat kedewasaan kita. Karena jika kita bisa menyikapi orang-orang yang 'tidak dewasa' tersebut, menunjukkan bahwa kita 'lebih dewasa' daripada mereka walau usia kita jauh tergolong lebih muda.

Contoh pertama, ada seseorang yang usianya yang mungkin lebih tua dari kita, sudah memiliki keluarga dan anak. Bagi keluarganya, Ia mungkin sebuah panutan. Bisa bekerja dengan baik, tetapi tidak bisa bekerja sama dengan orang lain karena seringkali egois dengan tidak menerima pendapat atau penjelasan dari orang lain. Selalu menganggap semuanya serius. Suka mengadu domba, dan sangat sering menebarkan benih-benih kebencian terhadap seseorang yang dia tidak sukai kepada orang lain sehingga orang lain pun mungkin dapat bisa menjadi benci terhadap orang tersebut walau orang tersebut tidak memiliki salah terhadap orang lain tersebut.

Contoh kedua, ada seseorang yang usianya hampir sama dengan contoh diatas, memiliki keluarga yang dia sayangi baik pasangan maupun anaknya. Rajin dan jujur dalam bekerja, bisa bekerja sama dengan orang lain karena dia bisa membimbing orang lain dengan baik, juga dia selalu mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang baik dengan nasehat-nasehat bijaknya. Sering bercanda, tapi tau dimana saat untuk serius. Dapat langsung meredamkan emosinya secara langsung ketika dia di-zolimi dan tidak pernah mendendam perasaan dendam, serta bisa menjadi seorang mentor yang baik di dalam kehidupan lingkungan sekitarnya.

Dari kedua contoh diatas, kita seharusnya bisa menilai yang mana orang yang 'dewasa' dan mana orang yang 'tidak dewasa'. Itu juga bisa berbeda-beda menurut pendapat dari orang lain sendiri karena perspektif pemikiran seseorang tidaklah sama. Oleh dari itu, kita tidak bisa cocok oleh semua orang di dalam kehidupan ini, Banyak orang yang menyayangi kita, akan tetapi tidak sedikit pula orang yang membenci kita.

Jika kita mulai masuk dalam 'dunia orang dewasa' ini saran saya untuk selalu menjernihkan pikiran. Berusaha untuk mem-prioritaskan pikirkan kita kepada hal-hal yang lebih penting di dalam kehidupan kita daripada kita harus menambah-nambah pikiran kepada hal-hal yang tidak penting, Contohnya, saya lebih memilih untuk mengutamanakan pikiran saya mengenai pekerjaan serta masa depan saya daripada harus berpikir mengenai orang-orang yang ingin menjatuhkan saya. Karena dari sana, orang lain bisa menilai tingkat kedewasaan saya.

'Dunia orang dewasa' merupakan sebuah dunia yang rumit. Tapi rumit atau tidaknya, tergantung bagaimana kita menjalaninya, Kemampuan otak kita pasti tidak bisa menampung semua hal. Oleh karena itu sebaiknya kita lebih memp-rioritaskan hal-hal yang lebih penting terlebih dahulu daripada memikirkan hal-hal tidak penting disekitar kita. Karena lebih baik berpikir untuk menyiapkan rencana terburuk, daripada memikirkan lingkungan sekitar yang kita tidak pernah akan tahu.

Komentar

Postingan Populer