Papa, Sini Tidur Sini.
Sebuah Ilustrasi yang Diambil dari Google. |
Hari ini, entah mengapa. Hati saya tersentuh akan sebuah kalimat yang diucapkan Jasmine (bukan nama sebenarnya) ketika saya sedang makan siang di sebuah apartemen menengah di kawasan Surabaya Barat. "Papa, sini tidur sini. Papa, sini tidur sini. Papa, sini tidur sini." Ia mengucapkan kalimat tersebut berkali-kali sampai membuat saya sedikit terganggu awalnya. Dari pojokan lorong lantai sekian *dimana tempat saya berada saat itu* saya memandangi gerak-gerik Jasmine. Dimulai dari Jasmine yang sedang duduk ngesot di depan pintu kamarnya sambil menoleh arah lift *mungkin lift yang dilalui papanya ketika pergi meninggalkannya* hingga ia berdiri beranjak bangun dan berteriak-teriak dengan kalimat yang sama sambil mengitari area kamar pada apartemen-nya.
Saya mengamati gerak-gerik Jasmine sambil mengunyah makan siang saya. Mungkin normal-normal saja ketika seorang anak berusaha mencari ayahnya yang 'katanya' sedang bekerja. Tapi melihat latar belakang Jasmine, hati saya tergerak untuk menuliskan sebuah unek-unek saya di dalam blog ini. Menurut rekan saya, Jasmine merupakan sebuah anak hubungan gelap. Mama dari Jasmine bisa dibilang wanita simpanan. Maklum saja, apartemen identik dengan tempat tinggal wanita-wanita simpanan pria dan mama dari Jasmine ini mungkin adalah salah satunya. Saya pernah bertemu papa Jasmine sekali ketika berpapasan saat menjemput Jasmine pulang sekolah. Papanya memberikan senyuman pada saya dan saya pun membalas senyuman tersebut. Tapi saya awalnya tidak mengerti latar belakang sebuah keluarga kecil tersebut sebelum rekan saya bercerita kepada saya.
Melihat Jasmine, saya kemudian memanggil rekan saya dan bertanya mengapa Jasmine berteriak-teriak demikian. Rekan saya hanya terdiam dan kemudian menyuruh istrinya memanggil Jasmine untuk diajak bermain dengan anaknya. Waktu itu, Jasmine hanya menggunakan kaos dalam dan celana dalam. Istri rekan saya menyuruh Jasmine untuk berganti pakaian dulu. Saya melihat Jasmine berjalan ke kamarnya. Terdengar ada suara mamanya yang sedikit membentak-bentak Jasmine sambil memakaikan Jasmine pakaian. Saya sedikit sedih melihat Jasmine yang mungkin berumur balita dibentak-bentak mamanya demikian. Mamanya pun hanya menoleh sebentar ke pojok lorong tempat saya berada dan kemudian kembali lagi ke kamar, entah apa yang sedang dilakukan mamanya ketika Jasmine berjalan ke tempat saya.
Posisi Pandangan Saya Ketika Memandangi Jasmine di Lorong Apartemen |
Jasmine datang, dan istri rekan saya bertanya pada Jasmine. "J, kamu kenapa kok teriak-teriak gitu?". Jasmine menjawab "Mau cari papa, biar papa tidur disini." Dan kemudian istri rekan saya kembali bertanya "Memang, papa ada dimana J?" Jasmine menjawab lagi "Papa lagi kerja." Kemudian istri rekan saya menanyakan hal-hal sederhana pada Jasmine dan menyuruh Jasmine untuk bermain bersama anaknya. Melihat ekspresi Jasmine ketika menjawab pertanyaan, hati saya tersentuh. Melihat seorang anak yang tidak tahu apa-apa ini sangat merindukan kehadiran papanya di dalam masa pertumbuhannya. Jasmine terlihat seperti seorang anak yang tidak terurus. Melihat Jasmine badannya sedikit kurus dan hanya perutnya saja yang agak jemblung *kata rekan saya, mama Jasmine tidak pernah masak. Kalau masak hanya mie instan atau makanan gampang-gampang. Jasmine cuman diberikan susu jika lapar*
Rekan saya bercerita, Papa Jasmine mungkin bekerja di luar kota tapi dia tidak tahu pasti. Dulu, Jasmine memiliki pembantu yang mengurus Jasmine. Tapi sekarang, Jasmine tidak memiliki pembantu lagi karena pembantunya telah berhenti bekerja. Mungkin karena itu Jasmine sekarang tidak memiliki orang yang mengurus Jasmine lagi. Rekan saya bercerita, mama Jasmine cuek dan tidak mengurus Jasmine dengan baik. Jika papa Jasmine datang, mamanya baru berusaha baik mengurus Jasmine. Ya benar Jasmine bersekolah. Benar Jasmine cukup makan dan minum susu. Tapi apakah kehidupan yang seperti itu cukup bagi seorang anak balita yang membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya? Miris bukan?
Dibalik kisah Jasmine ini, saya ingin memberikan sebuah pesan. Pesan kepada semua pria-pria yang sudah menikah dan memiliki istri. Lebih baik anda jangan memiliki affair dengan wanita lain dan sampai memiliki anak dari hubungan affair anda dengan wanita tersebut. Kasihan anak tersebut nantinya karena mungkin hidupnya akan sama seperti Jasmine. Jika anda ingin nakal, lebih baik puaskan ketika anda masih muda sebelum menikah. Daripada anda nakal sesudah menikah, suka pijat, karaoke, atau bermain ke tempat prostitusi. Lebih baik anda menjadi orang yang baik dengan memilih jalan hidup yang lurus dan yang terpenting menjadi suami yang bertanggung jawab bagi istri, anak-anak, dan keluarganya.
Maka pijatlah kamu mulai sekarang
BalasHapus