La La Land : Mengubah Cara Berpikirku
Sebelumnya, aku pun tidak suka menonton sebuah film drama musikal. Melihat film-film disney yang banyak menyanyi nya pun aku sebenarnya sungguh malas. Dan awalnya, aku sedikit pesimis dengan film ini sampai pada akhirnya aku selesai menonton film ini sampai habis, aku bisa memberikan nilai 10/10 untuk film drama musikal ini. Dan menurut saya, film ini merupakan film terbaik di tahun 2016 versi saya.
Sebuah film drama musikal yang sangat ringan, bisa ditebak alur ceritanya, namun memiliki sebuah ending yang sangat realistis di dalam kehidupan. Menceritakan tentang kisah dari 2 orang yang sama-sama berusaha meraih mimpinya masing-masing di dalam kehidupan ini. Diiringi oleh alunan musik jazz ringan dan enak didengar, serta lirik lagu yang sangat dalam dan bermakna, serta koreografi yang sangat enak ditonton menambah nilai dari feel yang dirasakan saya saat menonton film ini.
Singkat cerita, film ini mengkisahkan tentang,
Seorang wanita yang bermimpi untuk menjadi seorang artis terkenal bertemu dengan seorang pria yang merupakan pianis yang sangat idealis. Berdua, mereka saling mengenal dunia satu sama lain. Berusaha saling mendukung mimpi masing-masing.
Terjadi konfilk diantara mereka dimana si pria menjual ke idealis-an nya untuk mendapatkan uang, dan si wanita selalu jatuh bangun ingin berusaha mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang artis terkenal. Ketika terjadi konflik, sang wanita pun pergi untuk kembali di rumah orang tuanya dengan mengacuhkan telepon. Dan sang pria pun menjadi kunci dari keberhasilan seorang wanita tersebut dengan menjemput sang wanita dan mengantarnya menuju audisi yang pada akhirnya memilihnya menjadi seorang artis.
Dan pada akhirnya 5 tahun kemudian, mereka berdua telah bisa menggapai impian mereka masing-masing.
The End.
Aku pun bingung mengutarakan hal utama yang ingin kutuliskan di dalam blogpost ini. Aku sudah stuck di dalam paragraf ini selama kurang lebih 20 menit. Bagaimana merangkai kata, bagaimana menuliskannya sehingga dimengerti, dan bagaimana menggambarkan feeling yang kuraskan saat menonton film ini.
And after all, cinta tidak harus memiliki satu sama lain bukan?
Pada saat adegan epilogue di ending cerita, disana kita melihat perspektif alur cerita lain. Dimana sang pria mengorbankan mimpinya demi mendukung mimpi wanita tersebut. Memiliki sebuah ending yang happily ever after kan? Tapi, apakah itu sebenarnya kehidupan yang mereka berdua perjuangkan dan mereka cari satu sama lain sebelumnya?
Mungkin suatu saat, saat mereka bertemu kembali. Tidak perlu mengutarakan sebuah kata-kata. Hanya cukup saling tersenyum satu sama lain sambil menunjukkan, bahwa mereka berdua telah bisa bersama-sama meraih mimpi mereka. Supaya tidak ada penyesalan dari satu sama lain karena tidak bisa meraih mimpi-mimpi yang telah mereka cita-citakan.
Sebuah ending yang menurutku sangat manusiawi. Sering terjadi di dalam kehidupan kita dan jujur, film ini sangat mengena di hati saya sampai saat ini. Hal ini pun terjadi di kehidupan beberapa orang yang kukenal. Akupun masih sering memutar playlist lagunya saat aku menyetir pulang kerja. Karena dari situ, aku bisa mengingat masa-masa ke-egois-an dan ke-idealis-an ku, dalam menjalani kehidupan dulu. Dan ketika aku bisa memutar waktu kembali, tak ada hal yang ingin ku ubah. Karena tanpa kehidupan ku yang dulu, aku tidak bisa mengejar mimpi-mimpiku. Mimpi menjadi seorang yang lebih dewasa.
Aku pun masih tetap selalu bermimpi sampai saat ini, karena mimpi itu justru membuatku semangat untuk menjalani kehidupanku. Yesterday I was clever, so I wanted to change the world. Today I'm wise, so I changing myself. (TJ)
Komentar
Posting Komentar