SEBUAH MOBIL KELUARGA MELINDAS KERUMUNAN MASA PADA PASAR MALAM, 31 ORANG TEWAS SEKETIKA
Selasa 01 Desember 2015, 05.20 WIB
SEBUAH MOBIL KELUARGA MENINDAS KERUMUNAN ORANG DI PASAR MALAM, 31 ORANG TEWAS SEKETIKA
Joko Tole - NggedabrusNews
Surabaya - Sebuah Mobil keluarga berjenis MPV menindas kerumunan orang di pasar malam dadakan yang ada di jalan Kertoarjo, sebanyak 31 orang tewas seketika dan diperkirakan ada 35 orang yang menderita luka baik ringan maupun berat.
Mobil keluarga itu dikendarai Bejo Suparman (42 tahun) bernopol L 007 BS menindas kerumunan orang pada saat massa bergoyang dalam acara dangdut yang berlangsung di Pasar Malam dadakan itu. Menurut hasil tes urin yang telah dilakukan, Berjo Suparman nihil dalam penggunaan obat-obatan serta minuman beralkohol dan diperkirakan Bejo Suparman mengemudikan mobil dalam keadaan lapar.
Mobil keluarga berjenis MPV itu diperkirakan melaju dengan kecepatan 90 hingga 100km/jam sebelum menindas kerumunan massa tersebut. Menurut saksi yang enggan disebutkan namanya, mobil tersebut terlihat sedang melakukan balapan liar dengan sebuah mobil keluarga lain berwarna merah delima.
Mobil keluarga berjenis MPV yang diperkirakan seharga 300 juta rupiah itu menindas kerumunan massa hingga merobohkan panggung saat acara dangdut berlangsung. Salah satu korban yang teridentifikasi meninggal dunia di tempat adalah Amita Restu (19 tahun) dan Rudi (45 tahun). Saat itu Rudi bersama orang-orang lain sedang asik melakukan saweran terhadap Amita yang merupakan seorang penyanyi dangdut.
Mobil keluarga berjenis MPV yang diperkirakan seharga 300 juta rupiah itu menindas kerumunan massa hingga merobohkan panggung saat acara dangdut berlangsung. Salah satu korban yang teridentifikasi meninggal dunia di tempat adalah Amita Restu (19 tahun) dan Rudi (45 tahun). Saat itu Rudi bersama orang-orang lain sedang asik melakukan saweran terhadap Amita yang merupakan seorang penyanyi dangdut.
Sang pengemudi, Bejo Suparman terlihat sangat tenang sesaat sesudah kejadian berlangsung. Ia kemudian terlihat dalam video menelepon koleganya terdekatnya untuk memberi kabar serta meminta bantuan pertolongan. Sesaat sesudah kejadian, pelaku kemudian menolong korban-korban yang luka dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat.
Dan ketika berita ini tertulis, masyarakat Indonesia kurang tertarik akan sebuah headline tentang pria sederhana membawa mobil keluarga dan menindas kerumunan masa dan lebih tertarik dengan sebuah sportcar yang dikendarai jutawan menabrak sebuah warung. (jt)
Hai Netizen sekalian, tidak-kah anda belajar sesuatu dari sebuah berita fiktif yang ada diatas? Tidak-kah anda menyadari tentang komentar-komentar yang anda ucapkan itu terlalu menyudutkan salah satu pihak tanpa mengetahui permasalahan sebenarnya? Berpikirlah sejenak sambil merenung tentang permasalahan sosial yang terjadi 3 hari ini..
Kecelakaan lalu lintas adalah sebuah musibah yang hampir pernah dialami oleh semua penggendara kendaraan bermotor. Baik anda mengemudikan sebuah sepeda, sepeda motor, mobil, truck, sportcar, hingga pesawat terbang, semuanya memiliki resiko akan terjadinya kecelakaan dan yang terpenting, KECELAKAAN TIDAK DIRENCANAKAN SEBELUMNYA! Pernahkah anda berpikir seperti ini, "Eh montorku tak tabrakno tiang listrik ae wes cek aku ketok sangar ngono." Jika anda sempat berpikiran demikian atau bahkan pernah melakukannya, sebaiknya anda pergi ke psikiater untuk memeriksakan jiwa anda yang bermasalah.
Kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan semuanya tidak direncanakan semua pengendara. Saya tidak ingin memberikan komentar mengenai kejadian tersebut, tapi tulisan saya ini lebih ter-fokus pada bagaimana Netizen berkomentar di dalam dunia maya menyikapi hal tersebut. Sejujurnya, saya sedikit kecewa dengan komentar-komentar pedas netizen yang keluar tanpa mengetahui hiruk pikuk permasalahannya serta tanpa mendapatkan sumber yang jelas.
Komentar pedas diucapkan, saling tuding antar kedua belah pihak yang mendukung, berbicara diluar topik yang mengandung unsur SARA, kode etik jurnalistik, serta adanya pihak-pihak yang menjadikan ini sebuah banyolan membuat saya miris akan kondisi Indonesia. Harapan untuk me-Revolusi Mental Indonesia bakal sulit terlaksana. 'Toleransi antar umat beragama serta Keharmonisan seluruh Rakyat Indonesia' bakal sulit dicapai jika melihat apa yang telah dilakukan orang-orang tersebut.
Pola pikir pihak-pihak tersebut sangatlah sempit karena hanya melihat dari sudut pandang salah satu sisi tanpa melihat dari sudut pandang lain. Saya cukup kecewa dengan sebuah headline koran berskala dunia yang mendapatkan penghargaan yang tiap hari saya baca. Disitu koran itu sampai mengusik kehidupan pribadi seseorang dengan mem-publikasikan alamat lengkap serta foto lokasi kediaman dari seseorang yang sedang hangat di dalam berita. Apakah maksud dari pihak koran tersebut? Apakah tidak memikirkan kehidupan pribadi yang sedang dijalani keluarga seseorang? Malah menurut saya, koran tersebut melebarkan masalah seperti komentar netizen lain. Bukannya menjadi sebuah panutan dalam memberikan contoh komentar, tapi malah memberikan saya sebuah kekecewaan yang cukup besar mengenai hilangnya kode etik jurnalistik. Jika mereka bisa menyembunyikan narasumber mereka, tapi apakah mereka juga bisa tidak mem-blow up sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dibahas? Justru itu malah melebarkan masalah serta membuat opini publik yang tidak perlu dibahas.
Oh ya, apakah ini tujuan sebenarnya?
Untuk menaikkan pamor dari koran tersebut?
Dan untuk media online lain, apa ini juga biar rating nya ramai?
Memberikan judul yang provokatif dan menyudutkan?
Tolong dong, bukannya membela salah satu pihak atau bagaimana. Saya dan banyak dari teman-teman lain seperti saya ingin sebuah berita yang nyata, real, dan tidak di besar-besarkan. Sesuai dengan fakta, bukan sesuai dengan salah satu sudut pandang salah satu pihak. Harusnya video juga dipublikasikan semuanya. Bukan hanya video yang *katanya* 'terlihat sisi negatif' tapi juga video yang 'terlihat sisi positif' nya juga dong.. Apa salah memberi kabar kepada rekan terdekat mengenai kejadian yang baru saja terjadi? Bukannya main telepon genggam, tapi memberi kabar tidak harus telepon. Bisa melakukan chat ataupun juga menelepon. Jadi, jika anda sedang mengalami musibah, apakah menggunakan telepon genggam dilarang? Jadi jika MISALNYA, anda baru saja mengalami kecelakaan serta anda kritis di pinggir jalan, Apakah anda tidak diperbolehkan menelpon dan memberi kabar kepada kerabat terdekat?
Tulisan ini merupakan sebuah opini pribadi dari saya saja. Bukan bermaksud menyudutkan salah satu pihak. Tapi hanya sebagai sebuah pesan moral, agar kita sedikit lebih membesarkan pola pikir kita. 'Bukan hanya melihat dari sisi kanan, tapi juga perlu melihat dari sisi kiri. Karena jika seseorang sedang berhadapan satu sama lain, sisi kanan orang depan merupakan sisi kiri orang belakang dan sisi kiri orang depan, adalah sisi kanan orang belakang.'
Marilah kita menjadi pribadi yang sedikit lebih pintar!
Dan ketika berita ini tertulis, masyarakat Indonesia kurang tertarik akan sebuah headline tentang pria sederhana membawa mobil keluarga dan menindas kerumunan masa dan lebih tertarik dengan sebuah sportcar yang dikendarai jutawan menabrak sebuah warung. (jt)
Hai Netizen sekalian, tidak-kah anda belajar sesuatu dari sebuah berita fiktif yang ada diatas? Tidak-kah anda menyadari tentang komentar-komentar yang anda ucapkan itu terlalu menyudutkan salah satu pihak tanpa mengetahui permasalahan sebenarnya? Berpikirlah sejenak sambil merenung tentang permasalahan sosial yang terjadi 3 hari ini..
Kecelakaan lalu lintas adalah sebuah musibah yang hampir pernah dialami oleh semua penggendara kendaraan bermotor. Baik anda mengemudikan sebuah sepeda, sepeda motor, mobil, truck, sportcar, hingga pesawat terbang, semuanya memiliki resiko akan terjadinya kecelakaan dan yang terpenting, KECELAKAAN TIDAK DIRENCANAKAN SEBELUMNYA! Pernahkah anda berpikir seperti ini, "Eh montorku tak tabrakno tiang listrik ae wes cek aku ketok sangar ngono." Jika anda sempat berpikiran demikian atau bahkan pernah melakukannya, sebaiknya anda pergi ke psikiater untuk memeriksakan jiwa anda yang bermasalah.
Kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan semuanya tidak direncanakan semua pengendara. Saya tidak ingin memberikan komentar mengenai kejadian tersebut, tapi tulisan saya ini lebih ter-fokus pada bagaimana Netizen berkomentar di dalam dunia maya menyikapi hal tersebut. Sejujurnya, saya sedikit kecewa dengan komentar-komentar pedas netizen yang keluar tanpa mengetahui hiruk pikuk permasalahannya serta tanpa mendapatkan sumber yang jelas.
Komentar pedas diucapkan, saling tuding antar kedua belah pihak yang mendukung, berbicara diluar topik yang mengandung unsur SARA, kode etik jurnalistik, serta adanya pihak-pihak yang menjadikan ini sebuah banyolan membuat saya miris akan kondisi Indonesia. Harapan untuk me-Revolusi Mental Indonesia bakal sulit terlaksana. 'Toleransi antar umat beragama serta Keharmonisan seluruh Rakyat Indonesia' bakal sulit dicapai jika melihat apa yang telah dilakukan orang-orang tersebut.
Pola pikir pihak-pihak tersebut sangatlah sempit karena hanya melihat dari sudut pandang salah satu sisi tanpa melihat dari sudut pandang lain. Saya cukup kecewa dengan sebuah headline koran berskala dunia yang mendapatkan penghargaan yang tiap hari saya baca. Disitu koran itu sampai mengusik kehidupan pribadi seseorang dengan mem-publikasikan alamat lengkap serta foto lokasi kediaman dari seseorang yang sedang hangat di dalam berita. Apakah maksud dari pihak koran tersebut? Apakah tidak memikirkan kehidupan pribadi yang sedang dijalani keluarga seseorang? Malah menurut saya, koran tersebut melebarkan masalah seperti komentar netizen lain. Bukannya menjadi sebuah panutan dalam memberikan contoh komentar, tapi malah memberikan saya sebuah kekecewaan yang cukup besar mengenai hilangnya kode etik jurnalistik. Jika mereka bisa menyembunyikan narasumber mereka, tapi apakah mereka juga bisa tidak mem-blow up sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dibahas? Justru itu malah melebarkan masalah serta membuat opini publik yang tidak perlu dibahas.
Oh ya, apakah ini tujuan sebenarnya?
Untuk menaikkan pamor dari koran tersebut?
Dan untuk media online lain, apa ini juga biar rating nya ramai?
Memberikan judul yang provokatif dan menyudutkan?
Tolong dong, bukannya membela salah satu pihak atau bagaimana. Saya dan banyak dari teman-teman lain seperti saya ingin sebuah berita yang nyata, real, dan tidak di besar-besarkan. Sesuai dengan fakta, bukan sesuai dengan salah satu sudut pandang salah satu pihak. Harusnya video juga dipublikasikan semuanya. Bukan hanya video yang *katanya* 'terlihat sisi negatif' tapi juga video yang 'terlihat sisi positif' nya juga dong.. Apa salah memberi kabar kepada rekan terdekat mengenai kejadian yang baru saja terjadi? Bukannya main telepon genggam, tapi memberi kabar tidak harus telepon. Bisa melakukan chat ataupun juga menelepon. Jadi, jika anda sedang mengalami musibah, apakah menggunakan telepon genggam dilarang? Jadi jika MISALNYA, anda baru saja mengalami kecelakaan serta anda kritis di pinggir jalan, Apakah anda tidak diperbolehkan menelpon dan memberi kabar kepada kerabat terdekat?
Tulisan ini merupakan sebuah opini pribadi dari saya saja. Bukan bermaksud menyudutkan salah satu pihak. Tapi hanya sebagai sebuah pesan moral, agar kita sedikit lebih membesarkan pola pikir kita. 'Bukan hanya melihat dari sisi kanan, tapi juga perlu melihat dari sisi kiri. Karena jika seseorang sedang berhadapan satu sama lain, sisi kanan orang depan merupakan sisi kiri orang belakang dan sisi kiri orang depan, adalah sisi kanan orang belakang.'
Marilah kita menjadi pribadi yang sedikit lebih pintar!
Komentar
Posting Komentar