I'm Ready for The Next Level
Sebuah langkah penting dalam kehidupan saya telah berhasil saya lewati dengan baik, Thanks God! Saya telah LULUS dan segera mengakhiri masa studi saya dengan bekerja. Ketika sebagian besar orang bertanya dan mengucapkan selamat, "Eh wes lulus yo, congrats! Yopo seneng ta?" Saya hanya terdiam dan menjawab "Biasa-biasa ae". Saya tidak senang, tapi saya juga tidak terlalu sedih. Yang ada dalam diri saya hanya sebuah kebingungan besar tentang apa yang akan saya hadapi kedepannya. Saya hanya berpikir, "Apakah bekal saya telah cukup untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja? Apakah saya merupakan sebuah sarjana unggul yang berkompeten di dalam dunia kerja?"
Ketika saya pulang ke rumah sehabis sidang akhir, ada sebuah kesedihan dalam diri saya. Ketika semua keluarga saya telah pulang ke rumah dan mengetahui saya telah lulus, mereka hanya diam saya tanpa memberikan ekspresi apa-apa seolah-olah ini memang sebuah kewajiban bagi saya untuk lulus. Hanya ada sebuah ucapan selamat datar dari kedua orang tua saya. Mereka tidak ingin merayakan, dan kemudian tidak membahasnya kembali. Muncul sebuah kesedihan dalam diri saya karena mereka hanya memberikan sebuah ekspresi datar. Sebagai anak, saya cukup sedih dengan kenyataan itu.
(L-R) : Pak Kresno, Pak Markus, Erlina (Ting-Ting), Andre (Saya), Dian, Bu Wyna, dan Pak Terbit
Ketika banyak orang juga bertanya, "Habis lulus, mau kerja dimana?" Saya dengan tegas menjawab "Jakarta". Ya kenapa Jakarta, karena dari awal saya telah memutuskan untuk mencoba saran dari orang tua saya untuk merintis karir di Jakarta demi mencapai kesukesan. Ketakutan terhadap masa lalu di Jakarta membuat saya sedikit khawatir meninggalkan Surabaya. Bagaimana cara saya dapat meninggalkan kehidupan Surabaya yang saya cintai dimana semua keluarga, teman, dan pasangan ada disini?
Saya mencoba untuk bersiap meninggalkan Surabaya perlahan tapi pasti. Mencoba mengenal kehidupan Jakarta pelan-pelan. Bersiap membereskan segala urusan saya di Surabaya agar saya dapat fokus untuk pekerjaan saya yang ada di Jakarta kedepannya. Saat ini saya menganggur, saya hanya mencoba untuk membantu orang tua saya menjaga toko setiap hari. Pernahkah anda terbelit rasa malu karena anda sudah lulus kuliah, tetapi masih meminta uang jajan? Jujur saya malu. Akan tetapi saya sadar, sebelum saya ke Jakarta, hal terutama yang harus saya lakukan adalah membantu orang tua saya menjaga toko setiap harinya.
Dalam sebuah kehidupan, anda diharuskan untuk mencoba segala hal-hal baru. Saya telah lulus, step selanjutnya yang saya hadapi adalah dunia kerja, setelah itu pada persiapan menjadi seorang pemimpin keluarga. Semuanya dimulai perlahan. Bagi seorang laki-laki dewasa, tanggung jawab merupakan sebuah hal penting. Menurut saya, Sukses bukanlah sebuah pilihan. Sukses adalah sebuah keharusan demi membanggakan orang lain di sekitar kita. Saya bukanlah seseorang yang sukses saat ini, tetapi kedepan saya berharap agar saya dapat menjadi seseorang yang sukses dan baik bagi keluarga saya dimasa yang akan datang. Anda juga harus siap menghadapi sebuah langkah baru dalam kehidupan anda!
Semoga Tuhan yang membimbing saya dalam langkah baru kehidupan saya sebentar lagi!
Teman-teman DMP 2009 saat Melakukan Pengambilan Gambar Stop Motion Launching FIK Ubaya
*Terima Kasih pada semua yang selalu mendukung saya dalam setiap hal yang telah saya lakukan dalam masa perkuliahan saya. Semoga teman-teman yang lain yang belum dapat segera menyusul karena kehidupan anda telah menanti di depan anda.
Komentar
Posting Komentar